• PANDUAN ANTI PLAGIARISME

    Tulisan ini saya ambil dari kampus tercinta saya UGM yang di tulis oleh Purwani Istiana dan Purwoko (2016) tanpa mengubah, mengurangi dan menambah kata serta makna dalam tulisan. Harapannya dari tulisan ini, setidaknya mengurangi tindakan kejahatan intelektual di ranah akademisi yang semakin marak. Selamat belajar dan perangi tindakan kejahatan plagiarisme.

    A. Pendahuluan
          Perguruan Tinggi memiliki tanggungjawab yang besar untuk memberikan edukasi  dan  sosialisasi terkait  dengan  pencegahan  tindakan  plagiarisme.  Hal  ini  mengingat perguruan tinggi merupakan salah satu produsen ilmu pengetahuan. Melalui tulisan ini  diharapkan anggota  civitas  academica  (mahasiswa,  dosen  dan  staf  kependidikan) mampu menghasilkan karya tulis yang berkualitas dan terhindar dari unsur plagiarisme.
            
            Saat ini mulai muncul beberapa kasus plagiarisme yang menjadi keprihatinan kita  semua.  Hal  ini  tentu  saja  perlu  menjadi  perhatian  kita.  Oleh  karena  itu,  perlu  pemahaman bersama  mahasiswa dan dosen terkait plagiarisme, untuk menghindarkan  diri dari praktik‐praktik plagiat. Menghormati, mengakui dan memberikan penghargaan  atas karya orang lain menjadi satu keharusan dalam memproduksi karya tulis.

       Kita ketahui bersama bahwa ilmu pengetahuan dikembangkan berdasarkan pada  ilmu pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Sehingga tidak perlu ragu‐ragu bagi  siapapun  (masyarakat  akademis)  ketika  menyusun  karya  ilmiah/karya  tulis,  menyebutkan sumber rujukan. Hal ini harus dipahami sebagai kejujuran intelektual yang  tidak  akan  menurunkan  bobot  karya  tulis  kita.  Sebutkanlah  dengan  jujur,  sumber  rujukan yang kita gunakan, atau melakukan kutipan, sehingga akan terlihat jelas, bagian  mana dari karya kita yang merupakan ide atau gagasan orang lain, dan yang mana yang  merupakan ide atau gagasan kita sendiri.  

    B. Definisi Plagiarisme
           Tidaklah  mudah  untuk  mengatakan  apakah  suatu  karya  “ya”  atau  “tidak”  mengandung  unsur  plagiat.  Sehingga  menjadi  penting  bagi  kita  untuk  memahami  definisi  plagiarisme  dari  berbagai  sumber.  Berikut  ini  definisi  tindakan  plagiat  dari  beberapa sumber yang dapat kita rujuk. 

       Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 17  Tahun 2010 dikatakan:

    “Plagiat adalah perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh  atau  mencoba  memperoleh  kredit  atau  nilai  untuk  suatu  karya  ilmiah,  dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak  lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara  tepat dan memadai”
    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) disebutkan:

    “Plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat  dan sebagainya) orang  lain dan menjadikannya seolah‐olah karangan (pendapat) sendiri”. 
    Menurut Oxford American Dictionary dalam Clabaugh (2001) plagiarisme adalah “to take  and use another person’s ideas or writing or inventions as one’s own”.  

    Menurut  Reitz  dalam  Online  Dictionary  for  Library  and  Information  Science  (http://www.abc‐clio.com/ODLIS/odlis_p.aspx) plagiarisme adalah: “Copying or closely  imitating the work of another writer, composer etc. without permission and with the  intention of passing the result of as original work”

         Definisi  di  atas  dapat  kita  cermati,  sehingga  kita  paham  apa  yang  dimaksud  dengan plagiarisme. Dengan demikian, pemahaman ini sebagai pegangan bagi kita untuk  tidak melakukan tindakan plagiat. 

    1.  Ruang Lingkup Plagiarisme
         Berdasarkan  beberapa  definisi  plagiarisme  di  atas,  berikut  ini  diuraikan  ruang  lingkup plagiarisme: 

    1. Mengutip kata‐kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan  tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
    2. Menggunakan  gagasan,  pandangan  atau  teori  orang  lain  tanpa  menyebutkan  identitas sumbernya. 
    3. Menggunakan  fakta  (data,  informasi)  milik  orang  lain  tanpa  menyebutkan  identitas sumbernya. 
    4. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.  
    5. Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat  sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan identitas sumbernya.  
    6. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan  oleh pihak lain seolah‐olah sebagai karya sendiri. 
    2.  Tipe Plagiarisme 
           Menurut Soelistyo (2011) ada beberapa tipe plagiarisme:
    1. Plagiarisme Kata demi Kata (Word for word Plagiarism). Penulis menggunakan  kata‐kata penulis lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya.  
    2. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source). Penulis menggunakan gagasan  orang  lain  tanpa  memberikan  pengakuan  yang  cukup  (tanpa  menyebutkan  sumbernya secara jelas).  
    3. Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship). Penulis mengakui sebagai  pengarang karya tulis karya orang lain.  
    4. Self Plagiarism. Termasuk dalam tipe ini adalah penulis mempublikasikan satu  artikel pada lebih dari satu redaksi publikasi dan mendaur ulang karya tulis/ karya  ilmiah. Yang penting dalam self plagiarism adalah bahwa ketika mengambil karya  sendiri, maka ciptaan karya baru yang dihasilkan harus memiliki perubahan yang  berarti.  Artinya  karya  lama  merupakan  bagian  kecil  dari  karya  baru  yang  dihasilkan.  Sehingga  pembaca  akan  memperoleh  hal  baru,  yang  benar‐benar  penulis tuangkan pada karya tulis yang menggunakan karya lama. 
    C. Mengapa Plagiarisme Terjadi
        Beberapa tindakan plagiat terjadi di sekitar kita. Tentu saja hal ini cukup menjadi  perhatian kita semua, sehingga menjadi sangat penting bagi kita untuk mengantisipasi  tindakan ini. Tindakan plagiat akan mencoreng dan memburamkan dunia akademis kita  dan  tidak  berlebihan  jika  plagiarisme  dikatakan  sebagai  kejahatan  intelektual.  Ada  beberapa alasan pemicu atau faktor pendorong terjadinya tindakan plagiat yaitu:  

    1. Terbatasnya  waktu  untuk  menyelesaikan  sebuah  karya  ilmiah  yang  menjadi  beban  tanggungjawab  seseorang,  sehingga  terdorong  untuk  copy‐paste  atas  karya orang lain. 
    2. Rendahnya minat baca dan minat melakukan analisis terhadap sumber referensi  yang dimiliki. 
    3. Kurangnya  pemahaman  tentang  kapan  dan  bagaimana  harus  melakukan  kutipan. 
    4. Kurangnya  perhatian  dari  guru,  dosen  dan  pembimbing  akademik  terhadap  persoalan plagiarisme. 
    Apapun alasan seseorang melakukan tindakan plagiat, bukanlah satu pembenaran atas  tindakan tersebut.

    Menghindari Tindakan Plagiarisme
          Beberapa upaya telah dilakukan institusi perguruan tinggi untuk menghindarikan  masyarakat  akademisnya,  dari  tindakan  plagiarisme,  sengaja  maupun  tidak  sengaja.  Berikut ini, pencegahan dan berbagai bentuk pengawasan yang dilakukan antara lain  (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 7): 

    1. Karya mahasiswa (skripsi, tesis dan disertasi) dilampiri dengan surat pernyataan  bermeterai, yang menyatakan bahwa karya ilmiah tersebut tidak mengandung  unsur plagiat.  
    2. Pimpinan Perguruan Tinggi berkewajiban mengunggah semua karya ilmiah yang  dihasilkan di lingkungan perguruan tingginya, seperti portal Garuda atau portal  lain yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi. 
    3. Sosialisasi terkait dengan UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan Peraturan  Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 kepada seluruh masyarakat  akademis. 
        Selain bentuk pencegahan yang telah disebutkan di atas, sebagaimana ditulis dalam  http://writing.mit.edu/wcc/avoidingplagiarism,  ada  langkah  yang  harus  diperhatikan  untuk mencegah atau menghindarkan kita dari plagiarisme, yaitu melakukan pengutipan  dan/atau melakukan paraphrase. 

    Pengutipan

    1. Menggunakan  dua  tanda  kutip,  jika  mengambil  langsung  satu  kalimat,  dengan menyebutkan sumbernya.  
    2. Menuliskan daftar pustaka, atas karya yang dirujuk, dengan baik dan benar.  Yang  dimaksud  adalah  sesuai  panduan  yang  ditetapkan  masing‐masing  institusi dalam penulisan daftar pustaka.
    Paraphrase

       Melakukan parafrasa dengan tetap menyebutkan sumbernya. Parafrasa adalah  mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan menggunakan kata‐kata sendiri,  tanpa  merubah  maksud  atau  makna  ide/gagasan  dengan  tetap  menyebutkan  sumbernya. 

    D. Beberapa Contoh Paraphrase
    Kalimat asli 1:
    “There is now strong evidence that smoking cigarettes is linked to baldness in  young women” 
     
    Hasil Paraphrase:
    Smoking has been linked to baldness in young women (Smith, 2004)
    Kalimat asli 2:
    The low self‐monitoring person is generally more attentive to his/her internal  attitudes and dispositions than to externally based information such as others’  reactions and expectations (Baxter, 1983, p. 29). 
     
    Hasil Paraphrase:
    According to Baxter (1983), if a person has a low self‐monitor, then he/she tends  to pay more attention to his/her attitudes, rather than to the ways others might  expect him/ her to behave.

        Universitas Gadjah Mada menyediakan software untuk mendeteksi plagiarisme  guna memudahkan sivitas akademika untuk memastikan tidak adanya unsur plagiasi  pada  satu  karya  ilmiah.  Software  tersebut  dinamakan  AIMOS  (Academic  Integrity  MOnitoring System). Berikut ini petunjuk penggunaan Software AIMOS.

    E. Tips Menulis, Agar Terhindar Dari Plagiarisme
    1. Tentukan buku yang hendak anda baca  
    2. Sediakan beberapa kertas kecil (seukuran saku) dan satukan dengan penjepit.  
    3. Tulis judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, jumlah halaman  pada kertas kecil paling depan  
    4. Sembari membaca buku, salin ide utama yang anda dapatkan pada kertas‐kertas  kecil tersebut.  
    5. Setelah selesai membaca buku, anda fokus pada catatan anda  
    6. Ketika menulis artikel, maka jika ingin menyitir dari buku yang telah anda baca,  fokuslah pada kertas catatan.  
    7. Kembangkan kalimat anda sendiri dari catatan yang anda buat.  
    8. Tuliskan sumber kutipan.  
    9. Untuk lebih meyakinkan bahwa tulisan kita jauh dari unsur plagiarisme, anda  dapat menggunakan aplikasi/software untuk mengecek tingkat plagiarisme tulisan  yang sudah kita hasilkan. Beberapa aplikasi pendukung antiplagiarisme berbayar  maupun gratis, misalnya Turnitin, Wcopyfind, vyper, plagiarism‐detect, AiMOS,  dan sebagainya. Selain itu untuk pengelolaan sitasi dan daftar pustaka anda bisa  menggunakan aplikasi Zotero, Mendeley, Endnote dan lain‐lain 
           Bagian  lain  dari  panduan  ini,  akan  menjelaskan  secara  detail  penggunaan  Software  AiMOS untuk mengecek tingkat plagiarisme suatu karya tulis. 

    F. Sanksi Plagiarisme
           Undang‐Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 25  ayat  2  dan  pasal  70  mengatur  sanksi  bagi  masyarakat  yang  melakukan  plagiat,  khususnya yang terjadi di lingkungan akademik. Sanksi tersebut adalah sebagai berikut:  

    (Pasal 25) ayat 2:
    Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar  akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan dicabut gelarnya.

    (Pasal 70):
    Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik,  profesi,  atau  vokasi  sebagaimana  dimaksud  dalam  Pasal  25  Ayat  (2)  terbukti  merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun dan/atau  pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
         Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 telah mengatur sanksi bagi mahasiswa  yang  melakukan  tindakan  plagiat.  Jika  terbukti  melakukan  plagiasi  maka  seorang  mahasiswa akan memperoleh sanksi sebagai berikut: 

    1. Teguran  
    2. Peringatan tertulis  
    3. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa  
    4. Pembatalan nilai  
    5. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa  
    6. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa  
    7. Pembatalan ijazah apabila telah lulus dari proses pendidikan. 
    Daftar Pustaka 


    Avoiding Plagiarism. http://writing.mit.edu/wcc/avoidingplagiarism

    Claubaugh, G.K. & Rozycki, E.G. (2001). The Plagiarism Book: A Student’s Manual.

    Departemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan.  (2008).  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan 
               Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi

    Reitz,  Joan  M.  Online  Dictionary  for  Library  and  Information  Science.  Dalam  http://www.abc‐clio.com/ODLIS/odlis_p.aspx

    Soelistyo, H. (2011). Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Yogyakarta: Penerbit  Kanisius.

    Supriyadi,  D.  (2013).  Integritas  Akademik.  Dalam  http://mmr.ugm.ac.id/  index.php/akademik/integritas‐akademik

    Undang‐Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

    Undang‐Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

    Wibirama, Sunu. (2016). How to Avoid Plagiarism: learn to paraphrase your work. Dalam  http://lib.ft.ugm.ac.id/web/download/paraphrase‐dr‐sunu‐wibirama/.
    Zulkarnaen. (2012). Menghindari Perangkap Plagiarisme dalam Menghasilkan Karya Tulis    
                Ilmiah. Makalah. Disampaikan pada Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah, Lembaga  
                Penelitian, Universitas Jambi, 16 Januari 2012.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Flickr Widget

Random Posts

Recent Posts

Facebook

Recent

Comments

Blogroll

About

Cari Blog Ini

Facebook

Business

About Me

Foto Saya
Bandar Lampung, Lampung, Indonesia

Pengikut

Powered By Blogger

BTemplates.com

Random Posts

Advertising

Facebook

Popular Posts