Oleh: Toni Nurhadianto
Kemiskinan,
pengangguran dan ketimpangan ekonomi merupakan masalah nyata dan menjadi PR
besar bagi Indonesia sampai sekarang. Ketiga masalah tersebut sebagian besar
berada di daerah pedesaan. Kondisi geografis,
demografis, dan struktur ekonomi daerah sedikit banyak memengaruhi tingkat
kesejahteraan masyarakat. Ukuran kemiskinan selalu dipandang dari faktor
ekonomi yang diukur dari tingkat pendapatan (income) atau tingkat
pengeluaran (konsumsi) masyarakat, hal ini menunjukkan adanya disparitas antara
pedesaan dan perkotaan. Untuk itu, perlu penanggulangan khusus untuk mengurangi
problema tersebut.
Salah satu cara untuk menanggulangi
masalah disparitas tersebut adalah melalui pembangunan desa. Menurut Permendes Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) No 22 Tahun 2016 mengungkapkan bahwa pembangunan desa adalah upaya
peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat desa. Maka, dengan pengelolaan program desa yang baik,
diyakini akan mampu mengentaskan masyarakat desa dari kemiskinan, pengangguran
dan ketimpangan ekonomi.
Permendes
PDTT No 22 Tahun 2016 mengungkapkan bahwa
desa
tertinggal adalah desa yang memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan
ekologi tetapi belum, atau kurang mengelolanya dalam upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat desa, kualitas hidup manusia serta mengalami kemiskinan
dalam berbagai bentuk. Banyak cara dalam membangun potensi desa, salah satunya
membangun desa wisata.
Menurut data statistik,
Indonesia memiliki 74.954 desa, jumlah yang tidak sedikit membuat Indonesia
memiliki potensi besar untuk mengelola sumber daya pedesaan sebagai gerakan
pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Isu yang terjadi,
peningkatan pendapatan suatu negara dapat di dorong salah satunya dari
banyaknya wisatawan manca negara (wisman) yang berkunjung ke negara tersebut.
Data menyebutkan bahwa periode Januari - juli
2017, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 7,81 juta, naik 23,52%
dibandingkan periode 2016 yang berjumlah 6,32 juta kunjungan. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa tingginya antusiasme warga asing untuk mengenal
Indonesia melalui ragam obyek wisatanya. Selain itu, data 2017 menyebutkan,
terdapat 1.902 desa di Indonesia yang berpotensi menjadi desa wisata.
Keadaan ini menjadikan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia untuk dapat
memanfaatkan sumber daya yang ada sebagai pemerataan ekonomi.
Indonesia perlunya konsep baru terkait pembangunan desa
wisata. Salah satu konsep yang menarik perhatian adalah menggerakkan
ekonomi pedesaan dengan membangun desa wisata berbasis menetap bersama warga. Masyarakat
akan diberdayakan sebagai upaya pengembangan kemandirian dan kesejahteraan
desa.
Tujuan
dari pembangunan desa wisata ini tidak lain adalah untuk meningkatkan
perekonomian desa dan pengentasan masyarakat desa dari kemiskinan. Dengan
adanya program desa wisata berbasis menetap bersama warga, masyarakat
diharapkan mendapatkan pemasukan atas penyediaan tempat tinggal, pelayanan dan
paket wisata lainnya. Selain itu program ini dapat memperkenalkan ragam budaya,
kearifan lokal dan sumber daya alam Indonesia di pergaulan internasional.
Konsep Desa Wisata
Wisata Indonesia pada umumnya lebih menonjolkan pada
keindahan sumber daya alam, ragam budaya dan sejarah daerah. Sebenarnya, masih
banyak aspek lain yang perlu ditonjolkan guna memperkenalkan wisata Indonesia
yang lebih menarik. Daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) yang memiliki
potensi menjadi daerah wisata merupakan sasaran yang tepat untuk memperkenalkan
Indonesia dalam sudut pandang yang berbeda.
Daerah 3T adalah daerah yang belum terkontaminasi budaya
luar, masih berbau tradisional, sangat kental dengan adat istiadat dan terjaga
akan sumber daya manusia dan alamnya. Mengemas daerah yang tertinggal menjadi
sesuatu yang memiliki daya tarik tinggi adalah salah satu gagasan dan ide yang
baik untuk diterapkan.
Menetap/menginap dengan satu atap (satu rumah) bersama
penduduk asli daerah adalah konsep yang menarik. Wisatawan akan berbaur,
berinteraksi dan berkegiatan bersama penduduk asli daerah tersebut, menjadi
bagian dari mereka (keluarga) dan alih profesi pekerjaan yaitu mengerjakan
pekerjaan lakyaknya mereka lakukan sehari-hari. Pada konsep ini wisatawan akan
merasakan langsung bagaimana sisi yang berbeda dari kebanyakan kehidupan orang lain.
Wisatawan di sini dapat mengeksplor lebih banyak dan mendalam mengenai adat
istiadat, budaya, karakter, suku, agama, sejarah dan tentunya kuliner serta sumber
daya alam yang menjadi kebanggan daerah tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam menunjang keberhasilan
desa wisata tersebut, yaitu:
1.
Membangun Rumah Adat
Rumah
adat disini adalah tempat tinggal yang akan dihuni oleh penduduk asli serta
menjadi homestay bagi wisatawan.
Wisatawan akan tinggal bersama warga dalam satu atap di bangunan yang bernuansa
adat dan kental sejarah. Wisatawan akan disediakan pakaian adat atau hal
lainnya yang membuat pengunjung dapat merasakan esensi dari adat tersebut.
2.
Membagun Sanggar Seni
Sanggar
seni digunakan untuk memperkenalkan ragam budaya yang dimiliki Indonesia
melalui daerah tujuan wisatawan. Di sini wisatawan dapat belajar dan terjun
langsung bagaimana membuat, bergaya, dan berkarya melalui seni. Selain itu,
sanggar ini dapat menjadi aktivitas wisatawa selama berada di daerah tersebut.
3.
Membangun UMKM dan Kreativitas Desa
Terbentuknya
desa wisata menjadi kesempatan bagi pelaku UKM untuk mengembangkan produknya
serta memperkenalkan makanan khas daerah setempat. Selain itu, Pelaku UKM dapat
mempersilahkan wisatawan untuk belajar bagaimana mengolah makanan khas daerah
tersebut.
4.
Ritual Rutin Daerah
Ritual
disini dapat berupa kegiatan budaya atau hal lainnya yang mengajak interaksi
dan partisipasi warga dan pengunjung. Contoh: mengajak pengunjung menyaksikan
pentas budaya, upacara adat, atau mengajak wisatawan untuk alih peran menjadi
orang pribumi dengan segala aktivitasnya.
5.
Membangun sumberdaya alam
Mengemas
sumber daya alam menjadi lebih menarik tanpa mengurangi esensi dari alam dan
khas daerah tersebut. Menekankan bagaimana alam itu dapat terjaga dan
menghasilkan, kenyamanan dan panorama yang indah.
Merekrut Sarjana Terbaik Indonesia (Ahli dibidangnya)
Untuk memperlancar pengimplementasian desa wisata ini, dibutuhkan
orang-orang yang memiliki semangat membangun, memiliki ide dan gagasan kreatif
serta memiliki etos kerja yang tinggi. Maka, untuk menuju pembangunan yang
berhasil, dibutuhkan pemuda terbaik Indonesia dalam hal ini diturut-sertakan
dalam perencanaan, pengimplementasian, pengontrolan, evaluasi serta persiapan
atas segala yang diperlukan dalam pembangunan.
Layaknya Indonesia mengajar, pemuda terbaik yang terpilih dari
berbagai disiplin ilmu akan mengabdikan dirinya selama satu sampai dua tahun
dalam proses implementasi pembangunan. Pemuda terbaik inilah yang akan
merumuskan konsep hingga terbentuk desa wisata yang siap mengalihkan perhatian
wisatawan dalam negeri maupun manca negara. ‘
Mengapa harus pemuda terbaik? Ir.
Soekarno mantan Presiden Indonesia pernah mengatakan bahwa “Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya.
Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia”. Pemuda adalah agen
perubahan, dimana kita semua harus mengikut-sertakan pemuda dalam pembangunan,
agar tercetuslah ide gagasan dan semangat perubahan yang menjadikan Indonesia
lebih baik.
Pelatihan Kesiapan Warga
Salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan desa wisata
ini adalah terletak pada kesiapan warga setempat. Mereka akan dilatih dan dibina
untuk memberikan kesan positif dan menarik bagi wisatawan. Dimulai dari hal
yang sederhana “senyum” hingga menjadi pemandu wisata. Beberapa hal yang perlu
di persiapkan adalah:
1.
Persiapan menjadi pemandu wisata
Setiap
rumah akan dilatih menjadi pemandu, sejalan pada konsep ini, wisatawan akan
tinggal bersama warga asli daerah dalam satu atap, dengan begitu setiap warga
dalam satu rumah akan mendapatkan pelatihan bagaimana menjamu wisatawan dengan
berbagai kearifan lokal.
2.
Persiapan bahasa asing
Target
wisatawan pada konsep wisata berbasis menetap bersama warga dalam satu atap ini
adalah calon wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Dengan begitu, perlu
persiapan yang matang mengenai bahasa yang digunakan, salah satunya mempersiapkan
bahasa Internasional yaitu bahasa Inggris. Masalah yang biasa dihadapi adalah
warga akan kesulitan bahasa, maka opsi lain adalah memberdayakan pemuda lokal
untuk mengikuti pelatihan bahasa. Selain itu warga juga perlu mengerti
bahasa-bahasa yang umum digunakan dalam sehari-hari.
3.
Persiapan melayani wisatawan
Pada
konsep ini perlunya kerjasama yang baik antar warga. Melayani di sini warga
dapat memberikan nuansa yang nyaman bagi wisatawan, baik dari perilaku hingga
tempat wisata alam yang nyaman yang ditonjolkan daerah tersebut. Wisatawan
harus memberikan perlakuan ramah dan menonjolkan kearifan lokal yang kaya akan
adat, budaya dan sejarah.
Perkuat Publikasi
Menampilkan konsep desa wisata yang
berbeda dan memberikan sesuatu yang baru harus adanya media publikasi sebagai
penyampaian informasi. Bagaimana mengemas media menjadi semenarik mungkin,
hingga mengundang minat wisatawan untuk berkunjung. Tidak tanggung-tanggung,
dalam pembangunan kita perlu orang-orang yang ahli dan cakap di bidangnya.
Salah satunya adalah merekrut pemuda terbaik Indonesia untuk menangani hal ini,
dimana mereka akan membentuk tim yang akan membahas khusus mengenai media
informasi dan publikasi. Harapannya dengan tim ini, desa wisata yang dibangun
tidak hanya sebatas bangunan tanpa pengunjung. Ada harapan besar, ketika
publikasi dapat menarik minat wisatawan dan banyaknya wisatawan berkunjung, hal
ini akan mengangkat perekonomian desa.
Akhir
Sebuah Kata
Padatnya perkotaan,
sibuknya dalam pekerjaan, dan segala macam problema kehidupan kota membuat
orang mendambakan sebuah ketenangan. Salah satu alternatif yang diambil adalah
berkunjung ke suatu tempat yang jauh akan kemacetan, polusi, jauh dari
kehidupan politik, birokrasi dan jenuhnya pekerjaan serta jauh dari keramaian
kota. Desa wisata memberikan solusi terbaik bagaimana wisatawan dapat meluangkan
waktunya untuk menikmati suasana pedesaan yang asri, kental akan budaya dan
segala macam keindahannya.
Ide
ini memberikan suatu konsep yang baru dengan membangun desa wisata berbasis
menetap bersama warga. Harapannya dengan penerapan konsep ini kemiskinan,
pengangguran dan ketimpangan ekonomi akan terentaskan. Kemudian, manfaat lain yang
diberikan, wisatawan dapat belajar banyak mengenai budaya, adat istiadat,
kebiasaan, karakter sejarah, dan banyak hal lainnya. Selain itu wisatawan akan
mendapatkan social value yang harapannya akan berdampak
pada kesadaran, kepedulian dan saling menghargai terhadap sesama. Lebih dari
itu, konsep yang mengutamakan kearifan lokal ini memiliki harapan besar dapat
memperkenalkan keindahan Indonesia di kancah internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar